Tulungagung,
sebuah kota kecil di Jawa Timur yang letaknya di pesisir selatan. Diapit oleh
beberapa kabupaten diantaranya : Trenggalek, Blitar, Kediri. Banyak hal menarik
yang bisa kita dapatkan ketika kita tinggal, berlibur, ataupun sekedar
melewatinya. Yang paling menarik adalah tempat wisatanya, terutama wisata
pantai. Dikarenakan teknologi yang berkembang dengan pesat, sekarang banyak
wisata-wisata pantai yang mulai dikenal masyarakat. Namun, di postingan pertama ini saya akan memberikan
wawasan kepada pembaca mengenai budaya, makanan, maupun ciri khas sebagai
perkenalan dengan kota kelahiranku ini.
Budaya
merupakan hasil dari akal pikiran yang berkembang menjadi adat istiadat dan
kebiasaan masyarakat di daerah tertentu. Budaya yang terdapat di Tulungagung
menjadi sebuah ciri khas tersendiri bagi kota tersebut. Berikut adalah beberapa
ciri khas Tulungagung :
1. Budaya
Khas
a. Temanten
Kucing
Jika
berbicara tentang “temanten kucing” mungkin banyak dari pembaca akan berpikiran
bahwa itu adalah tradisi “mengawinkan kucing”. Hal tersebut memang benar,
tetapi tujuan yang sebenarnya bukanlah seperti itu. Manten kucing adalah sebuah
tradisi yang ada di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung. Tradisi
tersebut telah ada sejak sebelum tahun 1926. Tradisi temanten kucing merupakan
tradisi untuk memanggil hujan ketika daerah tersebut dilanda kemarau panjang.
b. Tiban
Di
Tulungagung terdapat beberapa budaya yang bertujuan untuk menurunkan hujan.
Tiban merupakan permainan cambuk yang dilakukan oleh dua orang dan dilakukan di
tempat terbuka. Permainan keberanian ini umumnya dilakukan oleh kaum pria
dewasa. Permainan ini biasanya diawali dengan melakukan sholat istiqa’. Sampai
sekarang budaya tiban masih dilakukan ketika kemarau panjang melanda.
c. Jamasan
Tombak Kyai Upas
Tombak
Kyai Upas adalah pusaka Kabupaten Tulungagung. Sebagaimana yang telah ditulis
dalam buku Sejarah Babad Tulungagung. Pemilik pusaka ini adalah Raden Mas
Pringgo Kusumo, beliau adalah Bupati Tulungagung X yang juga keturunan Raja
Mataram.
2. Makanan
Khas
a. Lodho
Lodho
adalah sebuah nama makanan yang telah menjadi bagian dari ciri khas Kabupaten
Tulungagung. Makanan ini berbahan dasar ayam. Dalam pembuatannya, ayam yang
akan dijadikan lodho diasapi/dipanggang terlebih dahulu. Setelah selesai,
barulah ayamnya dimasak bersama santan yang sebelumnya telah diberi bumbu.
Lodho dibedakan berdasarkan kosentrasi santannya, ada yang encer dan yang
kental.
Makanan
sering dissajikan ketika ada acara keagamaan maupun sosial, contohnya ketika
Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
b. Punten
Pecel
Makanan
ini berasal dari nasi gurih dipadatkan. Stelah dipadatkan, nasinya kemudian
dipotong-potong untuk mempermudah ketika memakannya. Kemudian diatasnya diberi
sayuran yang sebelumnya sudah direbus, dan yang terakhir adalah menyiramnya
dengan kuah sambal kacang.
c. Sompil
Sompil
adalah makanan yang terdiri dari lontong yang diiris-iris, disiram dengan kuah
sayur yang terdiri dari rebung, kacang panjang dan nagka muda. Diatasnya
ditaburi lotho dan bubuk kacang. Dalam penyajian makanan ini biasanya ditemani
oleh tempe goreng.
d. Jenang
Grendul
Makanan
ini terbuat dari tepung kanji. Bentuknya bulat, teksturnya kenyal dan lumer.
Penyajian makanan ini disiram dengan santan dan kuah dari gula jawa/gula aren
yang biasa masyarakat sekitar sebut dengan juruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar