Jumat, 02 September 2016

Tanah Kelahiranku Tanah Kebanggaanku




            Tulungagung, sebuah kota kecil di Jawa Timur yang letaknya di pesisir selatan. Diapit oleh beberapa kabupaten diantaranya : Trenggalek, Blitar, Kediri. Banyak hal menarik yang bisa kita dapatkan ketika kita tinggal, berlibur, ataupun sekedar melewatinya. Yang paling menarik adalah tempat wisatanya, terutama wisata pantai. Dikarenakan teknologi yang berkembang dengan pesat, sekarang banyak wisata-wisata pantai yang mulai dikenal masyarakat. Namun, di  postingan pertama ini saya akan memberikan wawasan kepada pembaca mengenai budaya, makanan, maupun ciri khas sebagai perkenalan dengan kota kelahiranku ini.
            Budaya merupakan hasil dari akal pikiran yang berkembang menjadi adat istiadat dan kebiasaan masyarakat di daerah tertentu. Budaya yang terdapat di Tulungagung menjadi sebuah ciri khas tersendiri bagi kota tersebut. Berikut adalah beberapa ciri khas Tulungagung :
1.      Budaya Khas
a.       Temanten Kucing
Jika berbicara tentang “temanten kucing” mungkin banyak dari pembaca akan berpikiran bahwa itu adalah tradisi “mengawinkan kucing”. Hal tersebut memang benar, tetapi tujuan yang sebenarnya bukanlah seperti itu. Manten kucing adalah sebuah tradisi yang ada di Desa Pelem, Kecamatan Campurdarat, Tulungagung. Tradisi tersebut telah ada sejak sebelum tahun 1926. Tradisi temanten kucing merupakan tradisi untuk memanggil hujan ketika daerah tersebut dilanda kemarau panjang.

b.      Tiban
Di Tulungagung terdapat beberapa budaya yang bertujuan untuk menurunkan hujan. Tiban merupakan permainan cambuk yang dilakukan oleh dua orang dan dilakukan di tempat terbuka. Permainan keberanian ini umumnya dilakukan oleh kaum pria dewasa. Permainan ini biasanya diawali dengan melakukan sholat istiqa’. Sampai sekarang budaya tiban masih dilakukan ketika kemarau panjang melanda.

c.       Jamasan Tombak Kyai Upas
         Tombak Kyai Upas adalah pusaka Kabupaten Tulungagung. Sebagaimana yang telah ditulis dalam buku Sejarah Babad Tulungagung. Pemilik pusaka ini adalah Raden Mas Pringgo Kusumo, beliau adalah Bupati Tulungagung X yang juga keturunan Raja Mataram.

2.      Makanan Khas
a.       Lodho
Lodho adalah sebuah nama makanan yang telah menjadi bagian dari ciri khas Kabupaten Tulungagung. Makanan ini berbahan dasar ayam. Dalam pembuatannya, ayam yang akan dijadikan lodho diasapi/dipanggang terlebih dahulu. Setelah selesai, barulah ayamnya dimasak bersama santan yang sebelumnya telah diberi bumbu. Lodho dibedakan berdasarkan kosentrasi santannya, ada yang encer dan yang kental.
Makanan sering dissajikan ketika ada acara keagamaan maupun sosial, contohnya ketika Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

b.      Punten Pecel
Makanan ini berasal dari nasi gurih dipadatkan. Stelah dipadatkan, nasinya kemudian dipotong-potong untuk mempermudah ketika memakannya. Kemudian diatasnya diberi sayuran yang sebelumnya sudah direbus, dan yang terakhir adalah menyiramnya dengan kuah sambal kacang.

c.       Sompil
Sompil adalah makanan yang terdiri dari lontong yang diiris-iris, disiram dengan kuah sayur yang terdiri dari rebung, kacang panjang dan nagka muda. Diatasnya ditaburi lotho dan bubuk kacang. Dalam penyajian makanan ini biasanya ditemani oleh tempe goreng.

d.      Jenang Grendul

Makanan ini terbuat dari tepung kanji. Bentuknya bulat, teksturnya kenyal dan lumer. Penyajian makanan ini disiram dengan santan dan kuah dari gula jawa/gula aren yang biasa masyarakat sekitar sebut dengan juruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar